Powered By Blogger

Rabu, 17 Oktober 2012

Menapilkan Perilaku Etis dan Tanggung Jawab Sosial dalam Bisnis


            Kita mendifinisikan etika sebagai standar perilaku bermoral, yaitu perilaku yang diterima oleh masyarakat sebagai benar versus salah. Tetapi sekarang perilaku yang bermoral kurang diterapkan ,contohnya masih banyak yang memutuskan secara konstitusional apakah boleh untuk mencuri, berbohong atau mengemudi saat mabuk. Maka tamapaknya hal yang benar bagi atau terbaik bagi individu tersebut, setiap orang harus menentukan bagi dirinya sendiri mana yang benar dan salah bagi dirinya sendiri. Di antara sumber-sumber dari berbagai waktu dan tempat seperti Kitab Suci, Ethics dari aristoteles, King Lear dari W. Shakespear, Al-Quran dan Analects dari Konfusius anda akan menemukan pernyataan nilai moral dasar sebagai beikut: Integritas, rasa hormat pada kehidupan manusia, pengendalian diri, kejujuran, keberanian diri adalah benar. Sedangkan penipuan, menjadi pengecut dan kekejaman adala salah. Kita juga harus menerapkan etika mulai dari diri kita sendiri. Kita tidak bisa mengharapkan masyarakat atau orang lain untuk lebih bermoral dan etis, kecuali kita sendiri yang berkomitmen dan memulainya.
            Ada beberapa cara untuk mencegah perilaku tak beretika, yaitu dengan meningkatkan hukuman untuk para pelanggar (>70%), program pendidikan pegawai (65%), publikasi atas siapa yang telah melanggar (>50%), kode etik bersikap (44%), menambahkan kelas etika dalam universitas (37%) dan hukum-hukum baru (30%).
Di dalam perusahaan juga ada cara-cara paling populer untuk mengawasi karayawan agar tidak melakukan perilaku tidak beretika. Cara-cara tersebut yaitu dengan mengawasi penggunaan internet milik karyawan dengan menyambungkan ke komputer server (74%), mempelajari pegawai(62%), menyimpan dan mereview data e-mail milik karyawan (43%), menyimpan dan mereview data komputer milik karyawan (31%) dan merekam kegiatan karyawan dalam lingkungan perusahaan. Tindakan untuk mengkoreksi etika seperti ini merupakan tindakan yang legal karena ini merupakan dasar. Hal ini juga seimbang karena seorang pelaku bisnis yang etis berusaha untuk membuat keputusan yang menguntungkan semua pihak karena sebenarnya tidak ada situasi yang benar-benar seimbang. Koreksi etika juga bisa membuat kita merasakan diri kita sendiri, dengan keputusan yang melawan rasa benar dan salah akan membuat kita merasa tidak enak. Keputusan-keputusan tersebut akan merusak harga diri kita. Karena itu seorang pelaku bisnis yang etis melakukan apa yang pantas dan menguntungkan.
            Di bawah ini adalah beberapa perusahaan global yang paling dihormati:
1.      General Electrical
2.      Toyota
3.      Protect & Gamble
4.      FedEx
5.      Johnson & Johnson
6.      Microsoft
7.      Dell
8.      Berkshire Hathaway
9.      Apple Computer
10.  Wal-Mart
Perusahaan juga memiliki tingkat pertanggung jawaban sosial yaitu tanggung jawab sosial, tanggung jawab terhadap pelanggan, tanggung jawab terhadap investor, tanggung jawab terhadap karyawan dan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.

Nickels W. dan McHugh J.S. 1990. Pengantar Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.


BISNIS


   Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
   Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
   Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.

wikipedia.(2012).bisnis.http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis